BREAKING

Selasa, 17 September 2013

Reklamasi Jadi Tempat �Favorit� Demo


Fakfak Kota_ Entah karena memang disukai oleh para pendemo, atau karena memang menjadi tempat yang �direkomendasikan� oleh pihak kepolisian, area reklamasi di Jl. Dr. Salasa Namudat atau yang lebih dikenal dengan sebutan Jalan Baru, akhir-akhir ini mejadi tempat favorit untuk berdemo, khususnya demo yang menyangkut �M� atau merdeka.
Area reklamasi, meski telah ada panggung luas, sebenarnya kurang �mengena� jika dijadikan lokasi berdemo (demo apapun), karena sama sekali tidak strategis. Sebanyak apapun jumlah massa yang berdemo, maksud orasi yang diteriakkan tidak akan banyak didengar masyarakat, kecuali aparat keamanan dan wartawan saja.
Lokasi yangmerupakan lahan timbunan ini, bisa dikatakan jauh dari keramaian. Di depan lokasi demo, hanyalah ada lautan. Sedangkan di belakang lokasi demo, hanya ada beberapa rumah penduduk yang terhalang �perairan�. Meski ada masyarakat yang mencoba mendengar atau menonton demo, lokasi paling dekat adalah di depan Mapolres Fakfak, sekitar 150 meter dari lokasi demo. Tentu saja suara dan fisik orang yang berdemo, jadi kecil.

Massa Gempa Balik Kanan
Demo yang dilakukan massa Gempa (Gerakan Masyarakat Papua) pada Sabtu (14/9), bernasib �kurang beruntung�. Massa berjumlah hampir 100 orang ini, yang bermaksud berdemo di area parkir Pasar Thumburuni, oleh aparat dibelokkan ke reklamasi.
Massa Gempa datang dengan berjalan kaki dari daerah puncak, yang berjarak sekitar 4 km dari area reklamasi. Namun sesampai di lokasi demo, belum sempat melakukan orasi, massa Gempa sudah dikembalikan ke Puncak oleh polisi. Negosiasi yang dilakukan oleh koordinator aksi dan Kapolres Fakfak menghasilkan kesepakatan, massa Gempa diharuskan kembali. Kesepakatan ini diambil, karena Gempa belum mengantongi ijin dari polisi.
Abnel Hegemur, yang mengaku sebagai Wakil Gubernur Negara Bagian Bomberay, merasa kecewa karena aksi damainya tidak bisa dilanjutkan.
Aksi GEMPA - Fakfak

KNPB Tolak Diliput wartawan
Doc By PhaulHeger
Tiada hari tanpa demo. Mungkin itu pas dikatakan untuk situasi di Fakfak akhir-akhir ini. Kemarin siang (16/9), Komite Nasional Papua Barat (KNPB), kembali menggelar aksi damai. Massa berjumlah sekitar 200 orang ini memulai aksinya dari kawasan Air Besar dengan berjalan kaki, menuju (lagi-lagi) reklamasi, sejauh lebih kurang 15 km.
Sayangnya, aksi ini tidak sepenuhnya mendapat liputan wartawan, karena beberapa orang KNPB melarang wartawan mengambil gambar.
�Saya sedang ambil gambar di Pelabuhan, lalu didekati beberapa orang. Mereka menanyakan identitas saya, lalu melarang saya mengambil gambar aksi mereka,� aku Rustam Rettob, wartawan Radar Sorong.
Pelarangan liputan, juga sempat dilontarkan salah seorang melalui pengeras suara di lokasi demo. Orang tersebut menyebut bahwa mereka sudah punya media sendiri.
Melihat situasi tersebut, wartawan langsung mundur dan memilih menonton dari depan Mapolres Fakfak.
Aksi demo kali ini juga meminta agar polisi tidak mendekati area demo yang sudah dibatasi dengan tali rafia, dan dijaga belasan orang berbaju doreng.
�Saya minta dengan hormat, agar polisi mundur sejauh 100 meter dari sini. Jangan ada polisi yang mendekat,� teriak seseorang berpakaian doreng yang mereka sebut militan, dari atas mobil.
Karuan saja �perintah� ini membuat beberapa polisi berang. Namun akhirnya polisi menjauah dari lokasi demo dan memilih menonton dari jauh.

Polisi berjaga didepan pintu masuk area parkir Tumburuni


Kapolres Jalan Kaki
Ada yang patut diacungi jempol dari Kapolres Fakfak, AKBP. H. Muhammad Yusuf Th, SH. MH. Di dua demo terakhir, yakni demo massa Gempa dan KNPB, Kapolres mengikuti mereka dengan turut berjalan kaki. Langkah Kapolres ini, �memaksa� anggota polisi lainnya juga jalan kaki, tak terkecuali Wakapolres Fakfak. (wah)

Sumber : Fakfakinfo

Sabtu, 07 September 2013

Pembunuhan Misterius Terus Terjadi di Papua

Nabire, KNPBnews � Pembunuhan secara misterius terhadap orang Papua sepertinya tidak pernah sunyi. KNPB Sorong melaporkan selama 2 bulan terakhir ada 11 warga dibunuh di Sorong. Tadi malam, sekitar pikul 00.55, Marten Gobay dibunuh secara misterius di Kali Semen, Nabire.
Marten Gobay, seorang PNS di Intan Jaya dikeroyok hingga tewas setelah dirinya diantar seorang Polisi. Mayatnya ditemukan pukul 3.00 pagi dan dilarikan ke RSUD Nabire.

Pembunuhan misterius juga terjadi di Sorong Selatan 2 Minggu lalu. Seorang bocah ditemukan tewas. Keluarga korban yang hendak meminta bantuan investigasi Polisi justru dihajar Polisi Polsek Sorsel. (xander)


by : xander

Sumber : KNPBnews

SELEBARAN AKSI DEMO DAMAI 16 SEPTEMBER 2013


Bangsa yang besar adalah Bangsa yang tidak pernah melupakan budaya Bangsanya. Dunia mengakui kita sebagai suatu bangsa lain tetapi hanya ditentukan oleh bangsa itu sendiri.
Pada tahun 2010, Perserikatan Bangsa � Bangsa menyatakan bahwa 15 September sebagai Hari Demokrasi Internasional. Negara NKRI adalah salah satu negara yang menganut sistem demokrasi, sehingga pemerintah harus menghargai dan menjunjung nilai � nilai hak asasi manusia, lebih khusus hak sipil dan hak politik bangsa Papua. Indonesia mengklaim diri sebagai negara demokrasi namun dalam kebijakannya NKRI benar � benar membunuh Hak Politik dan Martabat serta Harga Diri Rakyat Papua Barat sebagai suatu Bangsa. 
Maka dari itu, KNPB sebagai Media Nasional Rakyat Papua Barat di dalam Negeri, mengundang segenap lapisan Rakyat Papua Barat untuk hadir pada tanggal 16 September 2013 yang mana akan dilakukan Aksi Demo Damai di seleuruh Tanah Papua untuk:
 
  1. Mendukung kebijakan Perdana Menteri Vanuatu, Mr. Moana Carcasses Kalosil untuk membawa Masalah Papua dalam sidang Tahunan PBB dalam bulan September 2013.
  2. Mendesak MSG Segera menindaklanjuti Keputusan KTT MSG yang sudah dilaksanakan pada tanggal 18 Juli 2013 lalu. Hal ini sesuai dengan pernyataan yang dikeluarkan oleh Ketua MSG Mr. Victor Tutugoro yang mana mendesak para Peminpin MSG untuk mencari penyelesaian bagi pembebasan masalah Papua Barat pada hari Senin 26 Agustus 2013 lalu.
  3. Memperingati tanggal 15 September sebagai Hari Demokrasi Internasional yang ditetapkan oleh PBB, mendesak kepada Pemerintah Indonesia untuk menghargai dan memberikan ruang demokrasi seluas-luasnya bagi bangsa Papua Barat.
  4. Mendesak Pemerintah Indonesia segera memberikan kebebasan kepada rakyat Papua Barat sesuai hasil KMB di Den Haag-Nederlnd 1949, Komitmen Pemerintah Kerajaan Belanda lewat Pidato Ratu Juliana 1960, Pasal 18 bagian b-Perjanjian New York Agreement 15 Agustus 1962 dan UUD 1945).
Aksi demo damai tersebut akan dilaksanakan pada :
HARI           : SENIN 16 SEPTEMBER 2013
TEMPAT     : TAMAN IMBI JAYAPURA
WAKTU       : 08.00 WPBSAMPAI SELESAI
TITIK KUMPUL : SENTANI MATA JALAN POS 7, MATA JALAN IPARGUNUNG TAMANMAKAM THEYS, PERUMNAS III WAENA, EXPO, DEPAN KANTOR POS ABE, DEPAN KANTOR MRP KOTA RAJA, SAMPING TERMINAL ENTROP, TOYOTA POLIMAK, TAMAN IMBI, HALTE YAPIS, DOK 9 DAN ANGKASA 

Atas perhatian dan partisifasi dari bapak ibu saudara /i sekalian, sebelum dan sesudanya tak lupa kami haturkan berlimpah terima kasih Tuhan Yesus Tokoh Revolusi dunia memberkati. 
                                                                                                             
                                                                                                            Numbay, 02 September 2013

SALAM REVOLUSI " KITA HARUS MENGAHIRI
 
  • PENYELENGGARA        : BPP KOMITE NASIONAL PAPUA BARAT (KNPB).
  • PENANGGUNG JAWAB : PARLEMEN NASIONAL WEST PAPUA (PNWP).

AGUS KOSAY                              ONES SUHUNIAP                                 BUCHTAR TABUNI
Ketua 1                                          Sekertaris Umum                                    Ketua

Sumber: KNPB Group
 
Copyright © 2013 -2018 KNPBnews
Design by FBTemplates | BTT