Berjuta-juta masalah tersebut di atas perlu dirembukan oleh mahasiswa
baik itu di selasar- selasar, kompleks kita, kampus, di teman-teman, di
kita berada, di gubuk-gubuk, di asrama-asram dan lain sebagainya. Hal
itu perlu di lakukan secara rutin demi satu perjuangan untuk menegakkan
kebenaran yang hak ini termasuk membebaskan dunia dari belenggu sistem
sampah oleh penguasa kolonial indonesia ini.
Generasi muda,
khususnya para pemuda-mahasiswa dan pelajar tidak boleh terlena oleh
waktu dan segala hingar-hingar kehidupan dunia dengan sejuta macam
perhiasannya, baik itu jabatan, harta, wanita, atau apa saja yang
melalaikan gerak langkah. Generasi muda harus tampil di garda terdepan
mengusung satu perubahan yang hakiki untuk menyelamatkan negeri ini dari
belenggu penjajahan di segala bidang kehidupan baik itu bidang sosial,
politik, ekonomi, hukum, pemerintahan, pendidikan, budaya dan lain-lain.
Sadar atau tidak negeri ini dijajah oleh colonial yang tidak
bermanusiawi dan para pemangku kebijakan, mereka menjajah rakyatnya
sendiri. Walaupun mereka sering kali mengatasnamakan kepentingan rakyat,
tapi sesungguhnya mereka adalah penghianat-penghianat rakyat yang harus
segera diruntuhkan. Jika tidak, maka penderitaan ini akan terus
berlangsung dan akan terus mengorbankan berjuta-juta rakyat di
persimpangan jalan yang tidak jelas arah dan tujuannya.
Semangat
pemuda-mahsiswa dan pelajar di saat menumbangkan, untuk melawan sistem
kolonial yang ada di Papua ini. walaupun mereka hanya sebatas pergantian
sistem yang ada dengan sistem berikutnya yang sebenarnya tidak ada
bedanya. Ibarat pepatah keluar dari mulut buaya masuk mulut sangar
harimau, sama-sama predator yang tidak mengenal belas kasihan kepada
mangsanya, kecuali sama anaknya. Gerakan muda yang ada, harus terus
dihidupkan agar semangat itu terus membara laksana bara api diperapian
yang akan menghangatkan apa yang ada di sekitarnya, siapa yang dekat
dengan api maka dia akan panas.
Semangat untuk melakukan
perubahan harus terus digelorakan kawanku, mumpung masih ada nyawa di
dada ini, mumpung kita masih bertemu matahari hari di hari ini.
Janganlah kuliah melalaikanmu dari aktivitas mulia menegakan kebenaran
di bumimu west Papua ini. Janganlah kesenian, hiburan, pacaran,
facebook-kan, twitter-an, main game, dan segala macamnya melalaikan
generasi muda harapan bangsa untuk memicu api revolusi di persada negeri
ini. Rakyat sudah tidak tahan dengan segala penderitaan kawanku. Rakyat
menantikan aksi nyatamu, bukan hanya sibuk mengerjakan tugas kuliah,
pekerjaan rumah, atau menghabiskan waktu untuk les bahasa Inggris,
Prancis, Belanda, Jerman, Jepang. Semua itu tidak akan ada gunannya jika
anda lalai dari perjuangan dan ketaatan kepada pemilik kekuatan, yaitu
Tuhan Allah yang saat ini hukumnya diterlantarkan oleh manusia.
Motivasi macam apa yang akan mengerakkan kakimu untuk bergerak
mengontak?. Motivasi macam apa lagi yang akan diberikan untuk menjadikan
lisanmu berani berteriak dengan memegang megaphone untuk mengatakan
sudah saatnya “Perlawanan atau Revolusi”. Sudah banyak motivator,
trainer memberimu bekal kawanku. Jangan main baku tungu, tetapi ada
jalan ambil bagian. Sudah saatnya anda sebagai generasi muda, generasi
harapan bangsa west Papua untuk menyatakan kebenaran ini.
Tidakkah generasi muda sekalian belajar dari mereka yang gugur di
jalanan pahlawan-pahlawan kita yang di runtuhkan oleh penguasa kolonial
ini,… Tidakkah anda belajar dari cara mereka berkumpul untuk
menumbangkan ketidakadilan dan kesewenang-wenangan, ataukah mata hati
kita semua sudah mati dan buta melihat penderitaan rakyat, melihat
rakyat miskin dengan diatas kekayaannya sendiri, tidak melihat tengah
jalan tanpa alas kaki dengan tidak memperdulikan hujan kelilin kota, dan
terik matahari. Tidakkah kita peduli dengan banyaknya orang yang mati
banyak, dikampun kota dan diseluruh plosok sehingga colonial berfikir
manusia papua sebagai binatan buas yang harus di bunuh dan punahkan
diatas negerinya sendiri.
Kawanku, generasi harapan mercusuar
perubahan, di pundakmulah harapan dan cita-cita negeri ini di
gantungkan. Bola panas ini tidak boleh disia-siakan karena kesempatan
itu tidak akan datang untuk yang kedua kalinya. Masa muda tidak akan
kembali walaupun anda menangis darah sekalipun. Masa anda sekolah dengan
banyaknya kesempatan untuk mengajak kawan-kawan yang lain untuk
berdiskusi untuk menularkan semangat ini tidak akan berulang. Masa
ketika anda kuliah di perguruan tinggi baik itu strata satu (S1), S2, S3
di manapun anda kuliah tidak akan kembali, padahal anda punya ruang
untuk mengajak teman anda dari berbagai penjuru tanah air untuk berjuang
menegakkan satu kata revolusi. Selain itu anda punya kesempatan
meyakinkan dosen-dosen anda dengan berbagai macam jenjang pendidikan
yang mereka miliki dan bermacam-macam gelar yang mereka dapatkan, bahkan
ada yang gelarnya lebih panjang ketimbang namanya.
Sampaikan
kepada dosen-dosen dan guru-guru anda, bahwa jabatan dan titel tidak
akan dibawa mati, dan semuanya tidak akan berarti di hari akhirat kelak
manakala mereka tidak mendedikasikannya untuk perjuangan yang mulia ini
demi negeri yang lebih baik. Tapi manakala mereka mendedikasikannya
dalam perjuangan yang mulia ini maka akan menjadi pejuang sejati dan
akan di catat sebagai kebaikan, walaupun mereka telah meninggal dunia
tapi apa yang mereka sampaikan tetap menjadi ladang baik yang tidak
terputus selama itu adalah guru revolusi yang sejati. (Mabes KNPB Pusat,
Divietnam 25 september 2015)
#medawogii
sumber : .facebook.com