Salah satu karakter atau ciri kebudayaan yang terpenting di masyarakat pegunungan Tengah adalah Mentalitas Keberanian. Mentalitas ini telah tertanam dalam budaya dan menjadi salah satu unsur yang paling penting untuk menentukan posisi. Mentalitas keberanian untuk mengambil sikap, keputusan dan tindakan bagi kepentingan kelompok, komunitas dan masyarakat di suatu wilayah. Sifat keberanian itu ditampilkan dalam kondisi krisis sosial tertentu semisal perang. Pada saat perang, mereka maju berperang dengan berkompetisi dari pihak-pihak yang saling berperang. Bahkan para prajurit dalam suatu kelompok di medan pertempuran, mereka saling berlomba siapa yang berhasil menangkap, memanah atau membunuh musuh. Ketika musuh menyerang, mereka tidak menyerah begitu saja. Tetapi, bertahan dan mereka bertanding dengan keras dan tanpa menyerah untuk mengalahkan musuh.
Karakter tersebut telah diwariskan pada generasi penerus dan dewasa ini sifat mentalitas tersebut banyak ditampilkan dalam bentuk-bentuk lain di berbagai kesempatan dan aktivitas kehidupan. Dalam Perjuangan Papua Merdeka adalah tranformasi dari bentuk mentalitas budaya tersebut. Dimana orang gunung, tanpa menyerah mempertahankan dan berjuang di hutan-hutan. Walaupun nyawa mereka menjadi taruhan. Para pemimpin TPN-OPM di hutan sebagian besar adalah orang gunung dan mereka berjuang tanpa menyerah. Mereka memiliki keyakinan bahwa suatu saat perjuangan itu akan berhasil. Matias Wenda, Kellyk Kwalik, Goliat Tabuni adalah simbol-simbol bagi generasi muda Pegunungan. Mereka adalah pemimpin dan pejuang-pejuang tangguh dan sejati. Mereka telah memberi motivasi bagi generasi muda saat ini yang bangkit di kota-kota.
Pada awal 2000-an kehadiran Tom Beonal, Agus Allua dan kawan-kawan di Kongres Papua II adalah awal kebangkitan dari transformasi mentalitas itu dalam gerakan perjuangan Papua di dalam kota. Kini bentuk tranformasi mentalitas perjuangan tersebut terlihat dalam gerakan masa aksi. Kehadiran KNPB dan AMP adalah simbol dari bentuk transformasi mentalitas keberanian orang Gunung untuk mengoorkanisir diri, bertahan dan berjuang mencapai tujuan yang dikehendaki bangsa Papua. Kehadiran anak-anak muda melalui media-media ini di meden pertempuran melawan penjajah adalah para prajurit-prajurit pemberani untuk memenangkan perang masa depan.
Walau Indonesia melalui Polisi dan TNI telah menghancurkan, menangkap, menyiksa, memenjarahkan dan bahkan membunuh mereka. Bagi anak-anak muda pegunungan ini, hal itu bukanlah merupakan tantangan untuk mengalahkan mereka dari perang melawan penjajah ini. Tetapi, hal itulah telah memotivasi untuk maju mengalahkan musuh dan merebut kemenangan. Mentalitas keberanian itu mengalir deras dalam tubuh dan jiwa mereka. Mengalir deras seperti sungai yang mengalir dengan arus yang deras dan menghancurkan segala di hadapan dan disisinya. Jiwa-jiwa pemberani ini telah bangkit, untuk merebut kemenangan. Sekali lagi untuk menang dan merebut kemenangan. Darah dan jiwa mereka sendang mendidih dan siapapun tidak akan mampu memadamkannya.
Pada dataran internasional baru dimulai anak-anak koteka itu melalui diplomat sejati Benny Wenda dan Oktovianus Motte. Mereka adalah simbol kebangkitan orang gunung di dataran internasional. Jiwa dan sikap mentalitas keberanian di medan perang itu telah, terus dan akan mengalir dalam tubuh mereka. Mereka menjadi simbol, pioner dan motivator, mereka menjadi roh dan jiwa pemberontakan bagi generasi muda pegunungan saat ini. Setelah terbentuknya ULMWP dan rakyat Papua telah memberikan kepercayaan kepada kedua pemimpin ini sebagai sekretaris Jenderal dan Juru Bicara, bersama-sama dengan tiga pemimpin lain. Mereka berlima memimpin ULMWP Badan Politik Resmi satu-satunya bagi bangsa Papua. Simbol kehadiran ULMWP ini mendorong, jiwa perjuangan dan pemberontakan terhadap anak-anak muda ini membara. Bagaikan bara api yang sedang menyala, sungai yang mengalir dengan derasnya arus, gelombong dan stunamik yang siap menghandam merundahkan segala yang ada di depannya. Jiwa-jiwa mentalitas keberanian dari kebudayaan mereka itu, jiwa-jiwa yang telah bangkit dan mengaung untuk mengambil posisi dan kemenangan.
Salam berjuang para prajurit-prajurit muda Pegunungan. Jiwamu mengalir bagai sungai yang deras, suaramu bagai gundur yang merunduhkan gunung-gunung raksasa, gerakanmu bagai gelombon stunamik yang menghadap dan menyabu bersih segala yang ada di depannya. Jiwa dan rohmu yang telah bangkit tidak akan mampu mengalahkanmu. Engkau akan keluar sebagai PEMENANG, YA SEBAGAI PEMENANG DAN ENGKAU PEMILIK KEMENANGAN ITU.
Posting Komentar